Hari Remaja Internasional
Hari Pemuda Internasional (bahasa Inggris: International Youth Day, IYD) adalah hari kesadaran yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan ditentukan untuk dirayakan pertama kali pada 12 Agustus 2000. Tujuan hari ini adalah untuk menarik perhatian pada isu-isu kebudayaan dan hukum seputar pemuda.
Sejarah Hari Pemuda Internasional
Hari Pemuda Internasional dirayakan setiap tahun pada 12 Agustus. Hari ini dimaksudkan sebagai kesempatan bagi pemerintah dan pihak lain untuk menarik perhatian tentang isu-isu pemuda di seluruh dunia. Selama IYD, konser, lokakarya, acara kebudayaan, dan pertemuan yang melibatkan pejabat pemerintah pusat dan setempat, serta pertubuhan pemuda berlangsung di seluruh dunia.
IYD ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1999 dengan adopsi Resolusi 54/120.
Slogan Hari Pemuda Internasional pada 2014 adalah Pemuda dan Kesehatan Mental. Untuk tahun 2015, ini adalah Keterlibatan Pemuda dan Masyarakat. Tema Hari Pemuda Internasional 2016 adalah “Jalan menuju 2030: Pengentasan Kemiskinan dan Mencapai Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan." [2] Untuk tahun 2017, tema IYD adalah "Pemuda Membangun Perdamaian". Tema IYD 2018 adalah "Ruang Aman untuk Pemuda". Dengan cara ini, ia akan mengakui sumbangan golongan muda untuk mencegah konflik, mendukung inklusi, keadilan sosial, dan menjaga perdamaian.[3] Untuk tahun 2019, Tema IYD adalah "Alih Ragam (Transformasi) Pendidikan" untuk mewujudkan pendidikan inklusif dan dapat dijangkau untuk semua pemuda dan untuk 2020, tema IYD adalah "Keterlibatan Pemuda untuk Tindakan Global".
Dalam Resolusi Dewan Keamanan 2250 tentang Pemuda, Perdamaian, dan Keamanan, disebutkan adanya kebutuhan untuk melibatkan para pembangun perdamaian muda dalam mempromosikan perdamaian dan melawan ekstremisme, dan dengan jelas memposisikan pemuda sebagai mitra penting dalam menemukan solusi berbagai permasalahan para kaum muda saat ini.
Siapa Saja yang Termasuk Sebagai Pemuda/Remaja
Remaja menjadi waktu emas bagi kita untuk berkembang dan bertumbuh. Ketika berusia belasan tahun, remaja tidak dapat disebut sebagai orang dewasa maupun anak-anak. Masa remaja (adolescence) merupakan periode transisi perkembangan masa kanak-kanak menuju kedewasaan yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional (Santrock, 2019). Menurut Elisabeth B. Hurlock (1980) usia remaja meliputi anak-anak yang beranjak dari usia 13 tahun hingga 18 tahun. Sedangkan di Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 25 tahun 2014, menyebutkan bahwa remaja merupakan penduduk dalam rentang usia 10 sampai 18 tahun. Dalam ilmu psikologi, masa remaja sendiri terbagi menjadi tiga fase sebagai berikut (State Adolescent Health Resource Center, 2013) :
• Masa Remaja Awal
Masa ini terjadi pada rentang usia 10 – 14 tahun. Remaja mengalami tahap awal pubertas mulai dari pertumbuhan fisik yang signifikan dan meningkatnya minat seksual. Secara kognitif remaja di fase ini memiliki kemampuan yang terbatas dalam berpikir abstrak tetapi minat terhadap intelektual meningkat dan menjadi hal terpenting. Selama fase ini pula, remaja mulai mengembangkan pemikiran moral yang lebih dalam.
• Masa Remaja Pertengahan
Remaja pertengahan terjadi di rentang usia 15 – 17 tahun. Pubertas pada wanita melambat di fase ini, sedangkan pubertas pada pria terus berlanjut. Dalam fase ini, kapasitas untuk berpikir abstrak mulai meningkat. Remaja mulai mentapkan tujuan jangka panjang dan tertatik pada makna hidup dan penalaran moral. Selain itu, perubahan sosial dan emosional dalam diri remaja pertengahan terus berkembang, termasuk peningkatan keterlibatan diri dalam sosial dan dorongan menjadi pribadi mandiri.
• Masa Remaja Akhir
Rentang usia antrara 18 – 24 tahun disebut sebagai masa remaja akhir. Perkembangan fisik mulai melambat akan tetapi terjadi perkembangan yang lebih pesat secara kognitif. Remaja memperoleh kemampuan untuk memikirkan ide secara rasional, menunda kepuasan, merencanakan masa depan, hingga memperoleh rasa identitas diri yang kuat. Dimasa remaja akhir inilah, remaja mulai mengalami stabilitas emosi.
Pemuda dan Kesehatan Mental
Masa depan negara terletak pada kualitas bangsanya. Melalui tangan para pemuda, keberhasilan negara itu berada. Seperti yang dikatakan oleh Jose Rizal, salah satu tokoh berkebangsaan Filipina, “The youth is the hope of our future,”. Pemuda merupakan harapan masa depan.
Selama ini pemuda dikenal masyarakat dengan perannya sebagai agent perubahan (agent of change) dengan sikap kritis dan semangat muda yang dimiliki mampu memberikan pengaruh untuk menyadarkan masyarakat terhadap perubahan sosial. Akan tetapi, terkadang kita juga lupa bahwa masa remaja bukan menjadi masa yang mudah untuk dilewati. Pada kenyataannya, dimasa remaja itulah manusia mengenal berbagai permasalahan yang perlu dihadapi untuk menuju pada kedewasaan. Dimana kerentanan risiko permasalahan kesehatan mental semakin meningkat.
World Health Organization (WHO) mencatat bahwa kondisi kesehatan mental telah menyumbang 16% dari beban penyakit dan cedera pada orang berusia 10 -19 tahun secara global. Hasil kesehatan mental tersebut ditentukan oleh berbagai faktor. Faktor yang berkontribusi terhadap stres dimasa remaja antara lain, keinginan otonomi yang besar, tekanan untuk beradaptasi dengan teman sebaya, pencarian jati diri dan identitas seksual, serta pengaruh media dan norma gender. Apabila faktor risiko semakin banyak maka semakin besar potensi dampak pada kesehatan mental remaja.
Kondisi kehidupan yang dikelilingi oleh stigma masyarakat, diskriminasi atau pengucilan, kurangnya akses dukungan dan layananan yang berkualitas juga menjadi momok yang menghantui remaja. Berkaitan dengan hal ini, edukasi terhadap masyarakat perlu digalakkan lebih giat. Promosi kesehatan mental dan intervensi pencegahan juga perlu dilakukan guna membangun kapasitas remaja dalam regulasi emosi, memberikan alternatif terhadap perilaku berisiko, memperkuat resiliensi saat menghadapi situasi sulit, dan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung. Remaja perlu memiliki kekuatan secara mental sebelum menjadi agen perubahan dalam menghadapi berbagai tantangan. Terutama tantangan yang mendorong remaja terus berpartisipasi dan berinovasi untuk kehidupan yang lebih baik.