Hewan Luar Biasa
Di antara unggas yang masyarakat pelihara.
Seperti ayam hitam, ayam gunung, dan ayam kampung terdapat ayam pegar.
Meskipun spesies mereka berbeda-beda, namun semuanya memiliki nenek moyang yang sama, dan yang kita sebut dengan burung pegar dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya adalah ayam pegar, namun dengan nama yang berbeda. Meskipun burung pegar dianggap berkerabat jauh dengan ayam tanah dan unggas berkokok dalam hubungan darah,
ayam tanah dan unggas berkokok merupakan kerabat dekat.
Ayam peliharaan pada umumnya hanya didomestikasi oleh manusia sebagai makanan untuk dimakan manusia dalam jumlah banyak, dan lingkungan ekologi yang dihasilkan oleh spesies ayam tersebut berbeda. Misalnya, burung pegar yang paling umum di pedesaan memiliki nama ilmiah burung pegar cabang dan termasuk dalam kelas burung pegar dari keluarga genus pegar. Dengan kata lain, burung pegar dan ayam peliharaan kita, milik keluarga yang sama dari genera hewan yang berbeda.
Beberapa netizen mengatakan: “Faktanya, burung pegar adalah nenek moyang dari ayam kampung, melalui domestikasi burung pegar lambat laun menjadi ayam kampung”. Padahal pemahaman tersebut salah, karena ayam kampung bukan didomestikasi dari burung pegar, melainkan dari keluarga burung pegar dalam genus Protochorus, dan burung pegar, mereka merupakan satu keluarga dan genera burung yang berbeda. Dalam ilmu zoologi, hewan mirip burung pegar memiliki berat
1-1,5 kg dibandingkan dengan jenis ayam lainnya, serta memiliki bulu yang berkilau dan cerah dengan garis horizontal berwarna coklat tua dan leher berwarna ungu kehijauan.
Secara visual, burung pegar mempunyai wujud yang lebih kecil dibandingkan ayam kampung, namun secara keseluruhan bentuk tubuhnya lebih panjang dibandingkan ayam kampung karena bulu ekornya sangat panjang.
Burung pegar tersebar sangat luas, terutama di benua Asia. Misalnya, mereka ditemukan di ladang dan rawa, lebih suka bersarang di semak-semak dan rerumputan, dan sangat tersembunyi. Sarang burung pegar biasanya cukup sederhana, tetapi kebanyakan berbentuk mangkuk, dengan sedikit licorice dan daun serta beberapa bulu di dalamnya.
Selanjutnya kami akan uraikan kebiasaan mereka
Jantan bertindak sendiri atau dalam kelompok kecil, sedangkan betina dan anak-anaknya kadang-kadang berkumpul bersama dengan burung lain. Mereka mendiami hutan terbuka, seperti semak belukar, semi-gurun, dan lahan pertanian
di ketinggian berbeda. Burung pegar dapat ditemukan di perbukitan dan padang rumput di dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian hingga 3.000 meter, kecuali di tempat dengan suhu ekstrim di Kutub Utara dan Selatan.
Di alam liar, burung pegar bermigrasi secara vertikal hanya di wilayah kecil seiring pergantian musim. Di musim panas, burung pegar bertengger di semak-semak di tepi hutan campuran jenis konifera dan berdaun lebar di dataran tinggi, dan setelah musim gugur, mereka bermigrasi ke tempat terlindung dan cerah di pegunungan rendah, padang rumput,
kaki bukit, dan area budidaya di lereng gunung. Semua ini menunjukkan bahwa burung pegar tahan terhadap suhu tinggi dan dingin, serta lebih mudah beradaptasi dengan suhu lingkungan. Karakteristik ini juga membuat penangkaran burung pegar menjadi mudah dan sukses.
Di alam liar, mereka memakan berbagai serangga seperti siput, cacing tanah, tanaman pangan, gulma, bibit pohon, dan daun muda yang patah, serta suka memakan kerikil. Di musim semi, mereka suka pergi ke ladang dan mematuk biji-bijian dan bibit yang baru disemai, dan setelah panen musim gugur, mereka sering berkumpul dalam kelompok untuk mencari makan di lahan pertanian.
Meskipun makanan burung pegar bervariasi, namun memiliki dua ciri khas:
- Pertama, ia perlu mengonsumsi makanan yang tinggi protein nabati dan kandungan lemak (seperti kacang-kacangan), serta batang dan daun tanaman hijau (rumput, bibit gandum, daun sayuran, dll.)
- Yang kedua adalah pada saat masa berkembang biak seperti anak ayam peger yang baru menetas, mereka akan di beri makan serangga yang berprotein tinggi agar mudah dicerna dan baik untuk masa berkembangbiaknya.