Fakta Selat Malaka
Selat Malaka adalah selat yang menghubungkan Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan. Selat ini terletak di antara Pulau Sumatera sebelah barat dengan Semenanjung Malaysia dan Thailand bagian selatan.
Ada sekitar 400 pelabuhan dan 700 buah kapal yang bergantung pada Selat Malaka, karena jalur ini sudah menjadi jalur utama sejak masa awal peradaban manusia di Nusantara. Sejak dulu, Selat Malaka banyak digunakan pedagang-pedagang dari berbagai negara. Salah satunya, pedagang dari Tamil maupun India yang jumlahnya begitu besar.
Berikut beberapa fakta tentang Selat Malaka :
• Merupakan Jalur Transportasi Laut Kedua Terpenting di Dunia
Selat Malaka menghubungkan Samudera Hindia dengan Samudera Pasifik melalui Laut Cina Selatan dan merupakan rute laut terpendek antara kawasan timur tengah sebagai daerah penghasil minyak dan negara-negara pengguna minyak di kawasan Asia Timur dan Tenggara. Selat Malaka adalah choke point minyak terbesar kedua di dunia setelah Selat Hormuz.
Saat ini, Selat Malaka diperkirakan dilintasi tidak kurang dari 70-80 ribu kapal per tahun atau sekitar hampir 200 kapal setiap harinya. Sebagian di antaranya adalah kapal-kapal tanker raksasa yang berukuran 180.000 deadweight tonnage ke atas.
• Indonesia Sebagai Negara Terbesar yang Dilintasi Selat Malaka.
Hal ini membuat Indonesia secara alamiah menjadi pemimpin dalam upaya mengamankat selat tersebut dari berbagai macam gangguan untuk menjamin kapal-kapal berlayar dengan lancar.
• Tidak Semua Bagian Selat Malaka Mudah Dilewati
Dari segi navigasi, tidak semua alur di sepanjang kawasan Selat Malaka bisa dilayari dengan leluasa, mengingat beberapa bagian dari Selat Malaka alur pelayarannya sangat sempit.
Sebagai contoh di Selat Philip yang memiliki lebar mencapai 5 kilometer, namun alur yang bisa dilewati kapal-kapal besar hanya sekitar 800 meter. Belum lagi terdapat pulau-pulau kecil (seperti Pulau Kepala Jerih dan Pulau Takung), tingkat kedalaman dasar laut di beberapa tempat yang kurang dari 23 meter ketika surut, serta seringnya perubahan arus laut dan hujan angin yang kuat secara tiba-tiba, maka hal ini menjadi tantangan tersendiri yang perlu diperhatikan.
• Berkembang Pesat Sejak Kerajaan Sriwijaya
Berdasarkan sejarahnya, Selat Malaka ini mulai berkembang pesat sebagai urat nadi jalur pelayaran sejak abad ke-15 yakni pada masa Kerajaan Sriwijaya. Pesatnya perkembangan Selat Malaka ini menjadikan sebagai tempat bertemunya para pedagang dari berbagai negara seperti Persia, India, Tiongkok, Arab dan banyak lagi.
Demikianlah pembahasan mengenai Selat Malaka. Semoga bermanfaat!