Perjalanan Budaya Macaron
Macaron, sebuah hidangan penutup khas dari Prancis, terbuat dari putih telur, tepung almond, gula pasir, dan gula bubuk, dengan lapisan selai buah atau krim di antara dua lapisannya.
Teksturnya yang kaya, eksteriornya yang renyah, dan interiornya yang lembut memberikan tampilan yang cerah dan halus.
Meskipun macaron sering kali dikaitkan dengan masakan Prancis, aslinya mereka ditemukan oleh orang Italia. Ada berbagai versi tentang asal-usul macaron. Salah satunya mengisahkan tentang Catherine de' Medici, seorang bangsawan dari Florence, yang menikah dengan Raja Henry II dari Prancis pada pertengahan abad ke-16. Meskipun bergelar kerajaan, Catherine kerap merindukan tanah airnya setelah pindah ke Prancis. Untuk menenangkan kerinduannya, para koki yang mendampingi Catherine ke Prancis membuatkan macaron dari Italia. Hidangan penutup ala Italia ini kemudian menjadi populer di Prancis.
Awalnya, ketika pertama kali diperkenalkan di Prancis, macaron hanya memiliki satu lapisan tanpa isian, sangat berbeda dari versi modernnya. Namun, saat kue meringue almond ini menyebar ke seluruh Prancis, terutama pada abad ke-19, para koki Prancis mulai bereksperimen dengan isian, menggabungkan berbagai buah, selai, bahkan kopi dan cokelat untuk menciptakan berbagai rasa yang beragam. Dengan demikian, kue almond ini berevolusi menjadi macaron yang kita kenal pada abad ke-21.
Macaron, yang dulunya menjadi makanan para bangsawan dan simbol kemewahan, secara bertahap menjadi dapat dijangkau oleh masyarakat umum. Dengan penampilan yang berwarna-warni, tekstur yang segar dan halus, serta ukuran yang kecil, macaron menjadi sangat populer.
Macaron ditandai dengan lapisan-lapisan khasnya. Saat Anda menggigitnya, Anda akan merasakan kulitnya yang tipis namun renyah, diikuti oleh isian yang lembut dan creamy yang terbuat dari mentega. Tepung almond memberikan struktur pada isian sambil menambahkan kekenyalan.
Macaron yang sempurna memiliki permukaan yang halus tanpa cacat dan memancarkan kilauan halus di bawah cahaya. Tepi bawah kue sering kali didekorasi dengan bahan-bahan seperti bubuk matcha atau bubuk buah, menambah keindahan tampilannya.
Metode Pembuatan Macaron:
Shell macaron biasanya dibuat dengan 75 gram gula pasir dan 90 gram gula bubuk, dengan tambahan 60 gram gula pasir saat menyiapkan isian. Akibatnya, beberapa orang menganggap macaron terlalu manis.
Metode Prancis:
1. Mulailah dengan mencampur tepung almond dan gula bubuk, lalu proses campuran tersebut dalam food processor selama sekitar dua menit.
2. Kocok putih telur dengan mixer hingga membentuk gelembung kasar, kemudian tambahkan gula pasir dan lanjutkan mengocok.
3. Saat mengocok, tambahkan sedikit pewarna makanan untuk memberikan warna cerah pada putih telur.
4. Lanjutkan mengocok hingga putih telur mencapai puncak kaku (saat Anda mengangkat mixer, putih telur membentuk puncak yang kaku).
5. Lipat campuran tepung almond dan gula bubuk ke dalam putih telur yang dikocok.
6. Gunakan spatula karet untuk melipat perlahan dari bawah ke atas hingga campuran tercampur merata.
7. Terus lipat hingga adonan mencapai konsistensi yang diinginkan: saat Anda mengangkat spatula, adonan harus jatuh seperti pita.
8. Pindahkan adonan ke kantong penyemprot dengan ujung bundar kecil dan semprotkan adonan dalam bentuk lingkaran ke atas alas silikon.
9. Setelah menyemprotkan adonan, biarkan udara kering di area yang berventilasi selama sekitar setengah jam hingga permukaan tidak lagi lengket dan membentuk kulit yang keras.
10. Panaskan oven. Panggang pada suhu 165 derajat Celsius selama 14 menit di rak tengah. Setelah sekitar 6-8 menit dalam oven, macaron akan membentuk 'kaki' khas mereka, pinggiran bergelombang di dasar. Setelah dingin, gunakan spatula kecil untuk mengangkat macaron dari alas.
11. Setelah shell macaron dingin, Anda bisa menambahkan isian. Namun, jangan dimakan segera karena isian dan shell masih terpisah.
12. Biarkan macaron matang, menyerap kelembaban hingga eksteriornya menjadi renyah dan interiornya melunak, menggabungkan aroma tepung almond dengan rasa isian, sebelum disajikan.
Dari istana bangsawan hingga meja masyarakat umum, cerita tentang macaron membawa transisi sejarah dan aspirasi manusia untuk kehidupan yang lebih baik. Dalam setiap gigitan macaron, terdapat keterampilan dan pengejaran kesempurnaan sang koki. Mari kita terus menikmati manisnya dan pesona macaron dengan penghormatan pada makanan, memuji keanggunan dan budaya yang diwakili oleh macaron.