Manusia dan Kucing
Cinta, rasa saling mengerti dan ikatan interaksi sosial yang kuat dipercaya mampu menjadi penyangga dalam keadaan sulit. Cinta mampu datang dalam berbagai bentuk, termasuk kedekatan antara manusia dan hewan peliharaan mereka.
Manusia membentuk ikatan kebersamaan yang kuat dengan hewan peliharaannya. Ikatan yang kuat dan positif antara manusia dan hewan dapat menguntungkan bagi kedua pihak.
Salah satu ciri unik dari hubungan kedekatan antara manusia dan hewan adalah bahwa hewan peliharaan sering dianggap sebagai sahabat dan dukungan emosional yang dapat diandalkan. Ataupun seringkali hubungan kedekatan antara manusia dengan hewan peliharaan dianggap mirip dengan hubungan orangtua dengan anak. Hewan mampu memberikan perasaan nyaman dan aman bagi manusia. Begitupula sebaliknya, rasa cinta, menjaga dari manusia untuk hewan peliharaannya dapat dirasakan oleh hewan.
Berdasarkan penelitian terbaru, ada bukti kuat bahwa kucing sensitif dengan emosi manusia. Mereka seperti mampu mengetahui kapan manusia bahagia.
Moriah Galvan dan Jennifer Vonk dari Universitas Oakland di Kota Rochester, Negara Bagian Michigan, Amerika Serikat, mempelajari 12 kucing dan pemilik mereka. Dari pengamatan itu, keduanya mengetahui kucing memperlihatkan sikap berbeda manakala empunya tersenyum dan ketika mengernyit.
Saat pemiliknya tersenyum, kucing-kucing itu cenderung memperlihatkan sikap ‘positif’ seperti mengeluarkan suara khas, menggesekkan badan, atau duduk pada pangkuan majikan masing-masing. Ke-12 kucing itu juga tampak ingin menghabiskan waktu dengan pemilik mereka ketika sang pemilik tersenyum ketimbang saat mengernyit.
Kucing terkadang suka menyendiri, tidak patuh, dan tidak peduli dengan manusia. Namun, di balik itu, ada cerita mengapa kucing bertindak demikian.
Dilansir The Guardian, Selasa, 24 September 2019, para peneliti menemukan fakta bahwa kucing membentuk suatu ikatan emosional dengan pemiliknya yang disebut secure attachment atau keterikatan yang aman. Ikatan ini terbentuk ketika kehadiran manusia membuat kucing merasa aman, tenang, dan nyaman untuk menjelajahi lingkungan sekitarnya.
Dari sebuah penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti, mereka menemukan 4 faktor yang mempengaruhi hubungan antara manusia dan kucing. Keempat faktor tersebut adalah hubungan emosional kucing dengan pemiliknya, penerimaan kucing terhadap orang lain, kebutuhan kucing akan kedekatan dengan pemilik, serta jarak antara kucing dengan pemiliknya.
Dan dari keempat faktor tersebut, ditemukan 5 jenis hubungan antara kucing dan manusia.
1. Relationship bond (Hubungan terbuka)
2. A remote association (Asosiasi jarak jauh)
3. Casual relationship (Hubungan kasual)
4. Co-dependant relationship (Saling bergantungan)
5. Friendship (Persahabatan)
Kucing juga dapat menunjukkan rasa kasih sayang mereka kepada pemiliknya dengan cara menyempitkan matanya, berkedip pelan sambil melihat ke arah pemiliknya, ingin terus berada di dekat pemiliknya, memijit pemiliknya, menggosokkan tubuhnya, mendengkur dan masih banyak lagi.
Banyak orang percaya hewan dan manusia saling mempengaruhi hidup satu sama lain. Hewan ikut turut berperan dalam membentuk karakter seseorang menjadi baik jika manusia itu membentuk kehidupan hewan dengan baik. Kedekatan antara manusia dengan hewan peliharaannya bergantung pada seperti apa lingkungan dan relasi yang dibentuk dan sejauh mana hewan berada didekat manusia dan membentuk karakter dari seseorang.
Dengan memiliki hewan peliharaan manusia juga berarti memiliki tanggungjawab atas hidup hewan tersebut. Ini berarti manusia harus mau memberikan waktu, rasa kasih sayang, serta uang mereka untuk kesejahteraan hewan peliharaannya. Seperti saat hewan tersebut sakit dan perlu dibawa ke vet/dokter hewan, grooming, vaksin, maupun untuk keperluan hidup mereka seperti pakan.