Bulu yang indah
Kingfisher adalah burung air berukuran sedang. Dahi hingga oksipital hitam kebiruan, padat ditutupi dengan bintik-bintik horizontal biru zamrud, punggung biru zamrud yang cerah, perut cokelat kastanye, bintik-bintik horizontal terang di atas kepala, mulut dan kaki merah.
Karena bulu biru cerah di bagian belakang dan wajah, ia umumnya dikenal sebagai kingfisher.
Ini didistribusikan di India, Myanmar, Vietnam, Laos, Kamboja, Kepulauan Spratly di Thailand dan Filipina, Brunei, Malaysia, Singapura, Sumatra di Indonesia, Jawa dan Papua Nugini.
Kebiasaan hidup.
1. Habitat.
Menghuni perairan seperti semak belukar atau hutan jarang, sungai, danau dan saluran irigasi.
2. Makanan.
Biasanya di cabang atau batu di dekat air, mencari peluang, terutama memakan ikan kecil, tetapi juga krustasea dan berbagai serangga air dan larvanya, serta katak kecil dan sejumlah kecil hewan air.
3. Unggas air berukuran sedang yang khas.
Kingfisher masih dapat mempertahankan penglihatan yang sangat baik setelah memasuki air, karena setelah matanya masuk ke dalam air, ia dapat dengan cepat menyesuaikan kontras sudut pandang yang disebabkan oleh cahaya di dalam air, sehingga memiliki kemampuan memancing yang kuat.
4. Untuk berburu.
Mangsa biasanya dibawa kembali ke habitatnya, dipukuli dengan tongkat atau batu, dan dimakan utuh setelah ikan mati.
5. Terbang.
Kadang-kadang juga terbang dalam garis lurus pada ketinggian rendah di sepanjang permukaan air dan terbang dengan kecepatan tinggi.
Bulunya.
Kingfisher adalah burung hias dengan bulu yang indah. Bulu di punggung dan ekornya akan bersinar hijau zamrud di bawah sudut pencahayaan tertentu, dan tidak akan pudar bahkan jika bulunya jatuh.
Status populasi.
Jumlah global spesies kingfisher umum diperkirakan kurang dari 600.000 (2001). Populasi kingfisher Eropa diperkirakan 97.500-167.000 pasang, setara dengan 195.000-334.000 individu dewasa (2015).
Mengapa kingfisher semakin langka?
1. Kekurangan pangan. Banyak perairan liar telah habis. Manusia menangkap, membunuh ikan dari semua ukuran. Dan begitu kingfisher memakan ikan beracun, nasibnya sama dengan ikan, hanya kematian.
2. Petisasi. Banyak kingfisher dipelihara sebagai hewan peliharaan karena bulunya yang indah dan penampilannya. Namun, karena kebiasaan hidupnya yang unik, pemberian makan menjadi sulit, sehingga banyak kingfisher yang ditangkap mati saat diberi makan.
Mencintainya berarti mengetahui cara melindunginya.