Cara Merawat Alocasia
Bira atau Alocasia merupakan tumbuhan penghasil umbi yang dapat dimakan. Bira dikenal pula dengan nama asal bahasa Jawa, sente.
Tumbuhan ini merupakan terna besar yang umbi batangnya dijadikan sumber pangan karbohidrat non-serealia. Daun mudanya yang telah direbus dapat dipakai sebagai pembungkus makanan, seperti nasi atau buntil.
Tanaman Alocasia kini menjadi salah satu tanaman favorit untuk menjadi hiasan di rumah.
Rupanya, tanaman yang masih keluarga dari Araceae atau umbi-umbian ini memiliki beberapa varietas yang bentuknya cantik, salah satu yang banyak digemari adalah Alocasia Polly.
Hampir mirip dengan Alocasia Amazonica, namun bedanya, kalau Alocasia Polly ini batangnya sedikit gendut dan pendek. Polly juga memiliki daun yang berkelok, tidak seperti Alocasia Amazonica yang memiliki daun yang datar.
Uniknya, Alocasia Polly cenderung tidak akan tumbuh besar seperti Alocasia Amazonica.
Untuk Bunda yang ingin merawat tanaman hias daun Alocasia Polly, beberapa hal ini perlu diperhatikan:
1. Kebutuhan cahaya
Alocasia merupakan tanaman yang tumbuh dengan sinar matahari parsial.
Jika Alocasia kekurangan cahaya, tangkainya akan memanjang dan daun mengarah ke sumber cahaya sehingga pertumbuhannya kurang bagus (tidak simetris).
Jenis yang dapat beradaptasi dengan sinar matahari secara langsung
Jenis yang menyukai cahaya matahari secara tidak langsung (menyukai tempat teduh).
Untuk Alocasia yang suka tempat-tempat teduh yang dipelihara di ruang terbuka, di atasnya perlu diberikan naungan dengan menggunakan jaring 50% hingga 65% guna mengurangi intensitas cahaya matahari.
2. Suhu dan Kelembapan
Suhu minimum agar Alocasia bisa tumbuh dengan baik adalah sekitar 16°C, sedangkan suhu tertinggi sekitar 24°C.
Namun, di alam suhu tertinggi yang dialami Alocasia berbeda-beda, tergantung ketinggian lokasi diukur dari permukaan laut.
Alocasia yang hidup di daerah pegunungan tentu terbiasa dengan suhu yang rendah, sedangkan yang tumbuh di daerah rendah terbiasa dengan suhu yang lebih tinggi. kelembaban yang cocok untuk pertumbuhannya tidak sebesar 50%. Kelembaban perlu dijaga terutama saat suhu tinggi (musim kemarau).
Untuk menjaga kelembaban tetap baik, Bunda bisa melakukan pengabutan. Maksudnya, dengan menggunakan sprayer di sekitar tanaman. Atau meletakkan Alocasia di dekat kolam.
Cara lain, memberikan tatakan di bawah pot dan mengisi tatakan tersebut dengan air. Namun, Bunda perlu memperhatikan agar air tidak boleh menyentuh alas pot.
Hal ini bisa dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan batu-batu kecil pada tatakan sehingga alas pot hanya menyentuh batu-batu tersebut dan tidak menyentuh air.
3. Media tanam
Secara umum Alocasia menyukai media yang bersifat porous tetapi kaya humus.
Media tanam harus mudah meniriskan air apabila air terlalu banyak, misalnya pada musim penghujan. Genangan air pada pot dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan akar membusuk dan kemudian membuat daun menguning dan layu.
Apabila kondisi ini dibiarkan berlangsung lama, Alocasia bisa mati karena bonggolnya juga ikut mati.
Media yang porous, tapi kaya humus dapat diperoleh dengan menggunakan campuran beberapa bahan.
Beberapa komposisi yang dapat digunakan, seperti:
Humus daun bambu (andam): cacahan pakis agak halus (1:1)
Humus daun bambu (andam): sekam yang telah dilapukkan: pupuk kandang (2:1:1),
Sphagnum moss: humus daun bambu: pupuk kandang: pasir (1:2:1:1)
Usahakan menggunakan media tanam yang steril. Tujuannya adalah untuk mencegah dari gangguan seperti cendawan atau bahkan telur siput. Untuk membuat steril, media tanam dapat diguyur dengan air panas dan baru digunakan setelah kondisinya dingin.
Demikian ulasan seputar cara merawat bunga Alocasia, yuk, bisa coba menamamnya untuk mempercantik rumah.