Berdasarkan studi yang dilakukan oleh British Antarctic Survey, jika kita tidak meningkatkan usaha untuk konservasi, maka lebih dari 60% flora dan fauna di Antartika akan berkurang pada akhir abad ini.

Penguin emperor, merupakan salah satu fauna yang populasinya berkurang hingga 90%. Selain itu penguin Adelie dan penguin Afrika populasinya juga terancam menurun.

Studi menemukan berdasarkan strategi manajemen pengaturan suhu bumi saat ini, populasi flora dan fauna di Antartika akan berkurang sebesar 65%. Namun jika peningkatan suhu bumi hanya mengalami 2°C hingga tahun 2100, maka persentase pengurangan populasi flora dan fauna ini dapat berkurang menjadi 31%.

Isolasi geografis benua Antartika telah lama melindungi benua tersebut dari krisis iklim, serta bencana alam lainnya, namun efek dari isolasi geografis ini mulai dapat dirasakan. Contohnya, pencairan es di kutub mencair lebih cepat saat ini dibandingkan beberapa dekade yang lalu, sehingga mengancam beberapa spesies burung laut yang bergantung pada daerah es untuk bersarang pada bulan April hingga Desember setiap tahunnya.

Selain itu, kehadiran dan aktivitas manusia yang meningkat di Antartika. Angka pengunjung Antartika yang meningkat 8 kali tiap tahunnya sejak tahun 1990, serta ekspedisi penelitian sains yang mulai berkembang. Aktivitas manusia yang meningkat ini, menyebabkan salju atau es di Antartika semakin banyak mencair. Sehingga memperburuk dampak dari pemanasan global.

Penelitian menyatakan untuk melakukan tindakan menjaga iklim bumi serta meningkatkan usaha untuk konservasi demi kelangsungan hidup hewan-hewan Antartika di masa depan. Untuk meminimalisir dampak dari aktivitas manusia di Antartika, perlu dilakukan manajemen seperti mengatur aktivitas manusia, transportasi, serta infrastruktur yang ada di Antartika. Jadi, meskipun masalah pemanasan global tidak dapat diatasi sepenuhnya, namun dengan mengimplementasikan manajemen ini dapat membantu mempertahankan kelangsungan hidup spesies-spesies yang berada di Antartika sebanyak 54%.