Budidaya Pertanian
Ladang bertingkat atau terasering adalah langkah konservasi tanah dan air yang efektif yang diciptakan oleh orang-orang kuno dalam praktik produksi pertanian. Munculnya ladang bertingkat adalah kemajuan luar biasa dalam perkembangan pertanian kuno.
Lebar terasering tergantung pada kemiringan tanah, ketebalan lapisan tanah, metode pertanian, jumlah tenaga kerja dan kondisi ekonomi. Sawah bertingkat adalah lahan pertanian berundak yang dibangun di sepanjang garis kontur di lereng.
Terasering adalah metode pertanian yang mengubah bentuk permukaan tanah. Selain membuat lahan pertanian menjadi lebih luas, ladang terasering juga menjadi pemandangan yang sangat indah, dan membuat orang mengagumi ketekunan dari para petani.
Terasering dan proses budidayanya adalah keajaiban besar bagi peradaban pertanian manusia. Terasering tidak hanya memiliki nilai ekologis yang tinggi tetapi juga memiliki fungsi untuk menyediakan produk pertanian, dukungan ekologis, pengaturan lingkungan, dan hiburan budaya.
Karena kondisi alam dan geografis yang berbeda, jumlah tenaga kerja, metode penggunaan lahan dan kebiasaan bertani, maka bentuk-bentuk ladang bertingkat juga akan berbeda. Terasering dibagi menjadi beberapa jenis, yakni teras horisontal, teras lereng, dan teras lereng terbalik.
1. Terasering Horisontal
Terasering horisontal, yaitu terasering dengan bidang datar dan punggung bukit yang rata. Karena permukaan bidang teras horisontal relatif datar, maka kemampuan menyimpan air dan konservasi tanah relatif besar, sehingga erosi tanah dapat dikendalikan.
Terasering horizontal nyaman untuk irigasi dan budidaya intensif, ini akan cocok untuk menanam padi, tanaman ladang, pohon buah-buahan, dll.
Namun, pembangunan teras horizontal membutuhkan banyak pengisian dan penggalian, biayanya juga cukup tinggi, serta kualitas tanah yang dibudidayakan akan menurun setelah tanah yang lebih rendah muncul ke permukaan. Oleh karena itu, jenis ini lebih cocok untuk konstruksi di daerah dengan lapisan tanah yang dalam dan kondisi ekonomi yang baik.
2. Terasering Lereng
Terasering lereng, yang juga disebut bidang bertingkat transisi, adalah terasering bertingkat dengan permukaan vertikal dan kemiringan tertentu. Umumnya dibangun di sepanjang lereng dan garis kontur secara berkala. lahan asli lereng bukit dengan lebar tertentu yang terletak di antara dua bidang bertingkat horizontal yang berdekatan.
Lereng ini berfungsi sebagai daerah tangkapan air untuk terasering horizontal tingkat berikutnya. Penanaman rumput pada lereng dapat mencegah erosi, menampung air, memotong rumput dan menyuburkan, memelihara ternak, dll.
Namun, di bawah pembajakan dan erosi yang konstan oleh aliran air, tanah di permukaan bidang atas akan terus bergerak ke bawah, menyebabkan kemiringan bidang tanah asli secara bertahap melambat. Setelah menaikkan ketinggian punggungan ladang, pada akhirnya akan menjadi terasering horizontal.
Hanya tanaman kering atau pohon buah-buahan yang dapat ditanam di teras lereng, dan harus dibudidayakan dengan menggunakan pertanian kontur.
Jenis ladang bertingkat ini membutuhkan sedikit pekerjaan, tetapi kapasitas penyimpanan air dan konservasi tanahnya lebih buruk daripada ladang bertingkat horizontal, sehingga cocok untuk konstruksi di daerah dengan lapisan tanah yang lebih tipis dan lebih sedikit tenaga kerja.
3. Terasering Terbalik
Terasering bertingkat terbalik, merupakan tersering bertingkat yang permukaan bidangnya berlawanan dengan arah lereng bukit. Umumnya, bagian luarnya tinggi dan bagian dalamnya rendah, agak miring ke dalam, dan kemiringannya sangat kecil. Jenis ini ini memiliki kemampuan penyimpanan air, retensi air, dan retensi pupuk yang kuat, tetapi membutuhkan banyak tenaga kerja, dan cocok untuk ditanami tanaman kering dan pohon buah-buahan.
Kekurangan terasering bertingkat semakin jelas di zaman modern ini. Terasering bertingkat tidak hanya membutuhkan lebih banyak tenaga kerja, tetapi juga tidak memiliki keunggulan dalam produksi dibandingkan dengan lahan datar. Oleh karena itu, metode pertanian ini mulai dihilangkan dan bergeser ke arah pariwisata secara bertahap.