Sarung Tinju
Apakah Anda memakai sarung tinju untuk melindungi tangan Anda, atau untuk tidak mengalahkan lawan Anda dengan sangat parah?
Apakah sarung tinju tujuan pertamanya dipakai untuk mengurangi kekuatan mematikan, sehingga melindungi lawan dan dengan demikian membuat pertandingan tinju lebih aman?
Untuk mengetahui jawaban pertanyaan-pertanyaan ini, Anda harus mulai dengan sejarah sarung tinju.
Prototipe sarung tinju modern muncul pada tahun 1743, ditemukan oleh seorang berkebangsaan Inggris bernama Jack Broughton.
Pada saat pertandingan, ketika para petinju sedang bertinju, Broughton menemukan sarung tinju bukan bermaksud untuk mengubah aturan main yang telah ditetapkan.
Dia hanya ingin agar murid-muridnya tidak harus dipukuli secara langsung pada saat berlatih.
Adegan bertinju penuh dengan darah, pada wajah petinju saat pukulan keras datang, mudah untuk menyebabkan luka terbuka.
Tetapi pada saat yang sama, karena tulang tangan manusia tidak sekuat tulang kepala, pihak yang memukul bisa mengalami terkilir pada pergelangan tangan. Bahkan patah tulang tangan adalah resiko yang besar.
Pada tahun 1988, juara tinju Mike Tyson dan seorang petinju bernama Mickey Greene bertarung di luar ring karena masalah sepele. Dalam kemarahannya, Tyson meninju Mickey Greene sampai hidungnya patah dan pingsan di tempat.
Namun Tyson sendiri juga mengalami patah tulang, dan diharuskan menunda pertandingan yang akan datang.
Dalam pertandingan tinju tangan kosong, para petinju yang sudah berdarah-darah seringkali bisa saling menyiksa satu sama lain selama puluhan bahkan ratusan ronde, namun sulit untuk memukul KO lawan, keseluruhan pertandingannya bisa dikatakan penuh darah dan brutal, maka ini akan membuat pertandingan semakin lama akan semakin membosankan.
Tetapi setelah dibuatkan aturan tinju modern, sarung tinju mengurangi sebagian besar kekhawatiran petarung tentang cedera tangan selama pertandingan.
Mereka dapat memukul dengan sekuat tenaga, dan mencoba lebih banyak teknik kombinasi, sehingga laju pertandingan menjadi lebih cepat dan momen berduel menjadi lebih sering terjadi. Pada saat yang sama, sarung tangan juga membuat petarung tidak mudah terluka, dan pertarungan menjadi tidak terlalu berdarah.
Namun di sisi lain, meskipun sarung tangan mengurangi kemungkinan petarung menderita luka terbuka, sarung tangan justru dapat meningkatkan resiko gegar otak.
Karena elastisitas sarung tangan, saat kepala terkena pukulan berat, dan besarnya guncangan ini akan jauh lebih besar daripada dipukul dengan kepalan tangan kosong.
Otak manusia memiliki ruang untuk bergerak di dalam tengkorak, dan ketika skala guncangan ke kepala terlalu besar, maka jaringan otak akan menghantam tengkorak, dan orang tersebut akan langsung seketika kehilangan kesadaran.
Jadi, dapat dikatakan bahwa sarung tinju sebenarnya tidak membuat pertarungan menjadi lebih aman, akan tetapi sebaliknya.
Sarung tinju berfungsi lebih untuk melindungi pukulan yang dilancarkan daripada untuk kepala yang kena pukul.
Tujuan utama sarung tinju adalah untuk melindungi pergelangan tangan dan sendi-sendi pada jari.
Jika seorang petinju melancarkan pukulan, kecepatan pukulannya akan lebih kuat dari orang biasa, dan jika tidak terlindungi, maka dapat dengan mudah menyebabkan dislokasi jari.
Mengenakan sarung tinju dapat memberikan efek seperti bantalan, mengurangi kekuatan pukulan, dan melindungi diri Anda sekaligus melindungi lawan Anda.
Kesimpulan dari peran sarung tinju sebagai berikut.
1. Melindungi petinju dari memar jaringan halus atau pembengkakan
2. Menyediakan bantalan untuk menghindari cedera serius
3. Untuk melindungi tangan dari cedera
4. Saat pertandingan tidak perlu memperdulikan adanya cedera pada lawan, bisa membuat permainan lebih intens, lebih seru, dan semakin seru.