Mengenal Langit Malam
Istilah langit malam merujuk kepada langit yang terlihat pada malam hari.
Istilah ini biasanya terkait dengan astronomi serta benda langit seperti bintang, Bulan, dan planet yang tampak dengan jelas setelah Matahari terbenam. Sumber cahaya alami pada malam hari meliputi cahaya bulan, cahaya bintang, dan pijaran udara.
Langit malam memiliki peran dalam budaya kuno dan modern. Misalnya, pada masa lalu, petani memanfaatkan langit malam sebagai kalender untuk menentukan kapan harus menanam. Banyak peradaban yang menggambar rasi bintang di langit dan mengaitkannya dengan legenda dan mitologi mengenai dewa-dewi mereka.
Kepercayaan astrologi yang dikembangkan pada masa kuno biasanya didasarkan pada kepercayaan bahwa benda langit dapat memengaruhi peristiwa di Bumi. Sementara itu, penelitian ilmiah akan langit malam dan benda langit yang dapat terlihat merupakan bagian dari astronomi.
Kenampakan benda langit di langit malam dipengaruhi oleh polusi cahaya. Keberadaan Bulan di langit malam telah menghalangi pengamatan astronomi dengan meningkatkan pencahayaan. Dengan menyebarluasnya sumber cahaya buatan, polusi cahaya menjadi penghalang dalam pengamatan langit malam. Penyaring khusus dan pengubahan posisi cahaya dapat membantu mengurangi masalah ini, tetapi tempat terbaik untuk mengamati langit malam adalah daerah yang jauh dari perkotaan besar.
Saat malam hari, ada begitu banyak bintang berkilauan di langit. Pemandangan yang tidak akan kita lihat di siang hari. Lantas, mengapa langit malam itu gelap?
Padahal, kita tahu di langit ada miliaran bintang yang bersinar, tetapi kenapa tak cukup membuat langit malam menjadi terang.
Selama bertahun-tahun ada banyak cara untuk menjelaskan teka-teki ini, yang dijuluki dengan Paradox Olbers. Salah satu teori menyebut, langit gelap di malam hari akibat dari debu di antara bintang-bintang dan mungkin di antara galaksi. Gagasan dari teori ini adalah bahwa debu akan menghalangi cahaya dari benda yang jauh, sehingga membuat langit menjadi gelap.
Akan tetapi, kemudian para ilmuwan menyadari bahwa debu itu sendiri akan menyerap begitu banyak energi dari cahaya bintang yang pada akhirnya akan bersinar sepanas dan seterang bintang-bintang itu sendiri.
Jawaban lain dari teka-teka ini diajukan secara paradoks menyatakan peralihan yang luar biasa dari galaksi yang sangat jauh. Panjang gelombang cahaya dari galaksi ini dipancarkan akibat ekspansi alam semesta. Akan tetapi, penjelasan ini benar, sebab sinar ultraviolet dengan panjang gelombang yang lebih pendek juga akan bergeser ke kisaran yang terlihat yang tidak terjadi.
Resolusi terbaik dari Paradox Olbers saat ini memiliki dua bagian. Pertama, alam semesta ini sangat luas dan tidak terbatas. Pada titik ini sangat penting, karena cahaya bergerak pada kecepatan terbatas, sekitar 300.000 km per detik. Oleh karenanya, kita dapat melihat sesuatu hanya setelah cahaya yang dipancarkan memiliki waktu untuk mencapai kita. Namun, saat jarak meningkat, begitu pula waktu tunda, misalnya astronot di Bulan mengalami penundaan waktu 1,5 detik dalam komunikasi mereka dengan Mission Control.
Nah itulah informasi mengenai langit malam yang gelap. Semoga bermanfaat!