Penyebab Anak Kucing Mati
Kucing adalah jenis hewan peliharaan yang populer. Selain mudah ditemukan, hewan peliharaan ini juga dikenal sangat mudah dirawat.
Hewan ini memang aktif dan suka bergerak. Melompat ke meja, mengejar serangga, atau bermain dengan kucing lainnya. Ada beragam jenis kucing yang populer dipelihara banyak orang diantaranya, ada jenis maine coon, bermese, ragdoll, hingga persia. Tiap jenis kucing memiliki keunikannya masing-masing. Jika dibandingkan dengan hewan peliharaan lain, merawat kucing tergolong sangat mudah. Meski begitu, anak kucing yang baru lahir seringkali mengalami kematian. Menurut penelitian yang dikutip oleh International Cat Care, sekitar 7 persen anak kucing lahir dalam keadaan tak bernyawa (stillborn) dan 9 persen lainnya mati dalam delapan minggu pertama kehidupan. Tetapi kebanyakan mati dalam 1-3 minggu pertama. Berikut ini penyebab kematian anak kucing:
1. Faktor Manusia
Faktor manusia juga menjadi salah satu penyebab kucing baru lahir mati. Banyak dari pemilik kucing yang sangat gemas dan ingin memegang kucing yang baru dilahirkan. Padahal, usia kucing masih sangat kecil dan membutuhkan susu induknya. Perilaku pemilik kucing tersebut bisa meningkatkan risiko kematian anak kucing. Untuk itu, hindari memegang anak kucing yang baru lahir secara berlebihan. Anak kucing yang baru lahir belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga membuat tubuhnya mudah terinfeksi virus. Adapun infeksi virus yang kerap menyebabkan anak kucing baru lahir mati, yaitu virus panlekonia kucing (FPV). Tidak hanya menyerang anak kucing yang baru lahir, virus tersebut juga bisa menyerang kucing dewasa. Selain itu, jika FPV terjadi pada induk kucing yang sedang mengandung maka dapat menyebabkan keguguran atau anak kucing mati di dalam kandungan. Untuk itu, penting menjaga kesehatan induk kucing yang sedang hamil.
2. Faktor Lingkungan
Anak kucing yang baru lahir bisa saja langsung mati karena faktor lingkungan. Lingkungan yang bersih dan tenang, membuat mental kucing juga menjadi lebih sehat. Sebaliknya, jika kucing berada di lingkungan yang kotor, maka kondisi ini dapat meningkatkan risiko kematian. Kemudian, faktor lingkungan saat induk kucing tengah hamil juga akan berdampak ke masalah kesehatan. Kucing bisa saja tertular penyakit cacingan dari kucing lainnya, karena berada di tempat litter box yang sama.
3. Kekurangan berat badan
Mengapa ada anak kucing yang lahir dengan berat badan kurang? Mungkin karena kekurangan gizi, penyakit bawaan, infeksi, atau kondisi apa pun yang menyebabkan suplai darah plasenta berkurang. Mereka sangat rentan terhadap hipotermia, dehidrasi, kegagalan pernapasan, dan kematian. Berat badan lahir rata-rata untuk sebagian besar ras kucing adalah sekitar 90-100 gram. Akan sangat berisiko jika berat badan lahir anak kucing kurang dari 75 gram.
4. Kekurangan oksigen atau hipoksia
Kekurangan oksigen (hipoksia) selama proses persalinan bisa menyebabkan anak kucing lahir dalam keadaan mati atau lahir dengan kondisi lemah sehingga gagal menyusu. Dilansir Pet MD, kekurangan oksigen menyebabkan kerusakan permanen pada otak. Risiko hipoksia lebih tinggi pada kucing ras persia yang memiliki wajah datar dan hidung pesek. Mereka lebih mungkin mengalami kesulitan lahir karena kepala anak kucing relatif besar, tetapi panggul induknya cenderung sempit.
5. Suhu Lingkungan
Penyebab kucing baru lahir mati selanjutnya, yaitu suhu lingkungan. Kucing yang baru lahir tidak dapat menyesuaikan suhu dalam ruangan. Maka dari itu, usahakan anak kucing mendapatkan lingkungan dengan suhu yang hangat. Keadaan hipotermia bisa menyebabkan peningkatan detak jantung dan kesulitan bernapas. Selain ini, anak kucing yang mengalami hipotermia juga menjadikannya susah untuk mengolah makanan dan menyebabkan kekurangan nutrisi.
6. Infeksi virus, bakteri, dan parasit
Anak kucing harus mengisap susu setidaknya 2 jam setelah lahir. Dari sana, mereka mendapatkan antibodi atau kekebalan supaya terlindungi dari infeksi virus, bakteri, dan parasit. Infeksi pernapasan dan gastrointestinal (sistem pencernaan) adalah yang paling mematikan bagi anak kucing. Contohnya adalah virus herpes kucing (FHV atau FHV-1), Feline calicivirus (FCV), virus corona kucing (FCoV), Feline parvovirus (FPV), virus leukemia kucing (FeLV), dan masih banyak lagi. Tanda-tanda yang paling umum ialah diare, kesulitan bernapas, radang sendi, hingga dermatitis. Jika infeksi tidak ditangani, bisa menyebabkan septikemia (sejumlah besar bakteri masuk ke aliran darah) bahkan kematian! Ketika induk tidak diberi obat cacing, anaknya mungkin memiliki parasit usus (yang paling umum adalah cacing gelang dan coccidia). Efeknya, anak kucing mungkin mengalami penurunan berat badan, kotoran lunak atau berdarah, perut membuncit, hingga kematian.
Nah, itulah beberapa penyebab kematian anak kucing yang paling umum. Semoga bermanfaat!