Teknik Dan Istilah Pendakian
Dua teknik mendaki gunung yang belum banyak diketahui di sini, yang di maksud adalah teknik Himalayan dan teknik Alpine, bagi kamu yang sudah mengetahuinya, tidak ada salahnya membaca tulisan ini sampai selesai, karena di sini akan kita bahas mengenai ke dua teknik tersebut dengan jelas.
Setelah kamu melakukan pendakian pada beberapa gunung, disadari atau tidak, kamu pasti menemukan perbedaan jelas di antara gunung-gunung yang pernah kamu daki, perbedaan itu bisa berupa keterjalan track, suhu udara, cuaca, ketinggian atau perbedaan-perbedaan lainnya.
Teknik pendakian yang paling terkenal dalam dunia pendakian ada dua, yakni teknik Himalayan dan teknik Alpine. Penjelasan dari dua teknik tersebut sudah saya siapkan di bawah sini.
1.Teknik Himalayan
Teknik Himalayan adalah sebuah teknik yang biasa diterapkan untuk mendaki gunung-gunung tinggi dan memiliki waktu tempuh yang tidak sebentar, bahkan sampai berminggu-minggu, seperti pegunungan Himalaya atau di Indonesia, gunung Jaya Wijaya.
Teknik Himalayan dilakukan dengan cara membentuk sebuah tim pendakian dan tim tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok yang akan saling mendukung satu sama lain, setiap kelompok mempunyai tugas yang berbeda-beda.
Misalnya, satu kelompok ditugaskan untuk berada di basecamp yang tugasnya untuk memantau cuaca dan mengkordinir kelompok lain, satu kelompok lain ditugaskan untuk berada di flying basecamp untuk menyediakan keperluan kelompok lain, dan satu kelompok lagi ditugaskan untuk melakukan pendakian sampai puncak gunung.
Nah, apabila kelompok yang ditugaskan untuk mendaki sampai puncak gunung berhasil, maka keseluruhan kelompok, tim pendakian itu, bisa dikatakan sukses.
2.Teknik Alpine
Teknik Alpine adalah sebuah teknik pendakian gunung yang biasa diterapkan pada gunung-gunung yang memiliki ketinggian di bawah 4.000 mdpl dan relatif tidak memakan waktu tempuh yang lama.
Teknik Alpine dilakukan dengan cara membuat satu tim pendakian untuk sama-sama melakukan pendakian sampai puncak berbarengan, seluruh anggota dari tim tersebut harus mendaki sampai puncak gunung.
Demikian adalah penjelasan tentang dua teknik pendakian yang paling terkenal, dua teknik di atas bisa diterapkan pada gunung-gunung yang berada di Asia, namun, teknik Alpine sendiri adalah teknik yang paling sering diterapkan pada gunung-gunung di Asia.
Selain teknik pendakian yang sudah di jelaskan di atas, pada artikel ini juga, akan kita bahas tentang jenis perjalanan yang didasari oleh tingkat kesulitan track yang dihadapi. Berikut adalah penjelasannya.
Selain teknik pendakian, seorang pendaki juga dituntut untuk mengetahui tentang istilah dalam sebuah pendakian, diantaranya:
– Walking,
Pendakian dapat kalian lakukan dalam keadaan badan yang tegak dan trek yang kalian lalui tidak terlalu miring atau datar.
– Scrambling,
Pendakian yang terbilang lebih sulit sehingga membutuhkan beberapa alat pendakian dan pergerakan tangan agar keseimbangan tubuh tetap terjaga.
– Climbing,
Tingkat kesulitannya melebihi scrambling, yang mengharuskan pendaki menggunakan alat dan teknik memanjat khusus.
– Exposed Climbing,
Istilah ini berarti pendakian yang dilakukan cenderung memiliki trek yang berbahaya, sehingga kalian membutuhkan tali untuk melintasi trek tersebut.
– Difficult Free Climbing,
Menandakan pendakian dilakukan pada trek yang sangat terjal, dan memerlukan bantuan teknik memanjat khusus dan peralatan mendaki yang lengkap.
– Aid Climbing,
Pendakian yang dilakukan pada trek yang sangat terjal, curam dan berbahaya. Selain membutuhkan teknik pemanjatan khusus dan peralatan yang lengkap. Kalian juga perlu pendamping atau pemandu untuk melakukan pendakian ini.
Itulah teknik dan istilah dalam pendakian yang harus kamu ketahui sebelum berfikir untuk mendaki.