Burung Cendet Kelabu
Burung Cendet ( Lanius christatus ), adalah spesies burung dari keluarga Laniidae, dari genus Lanius.
Burung ini merupakan jenis burung pemakan belalang, kumbang, tonggeret, serangga besa dan memiliki habitat di daerah terbuka, padang rumput, perkebunan, tegalan, tersebar sampai ketinggian 1.600 mdpl.
Burung Pentet atau Burung Cendet atau bentet atau toet memiliki nama latin Lanius schach. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Long-tailed Shrike. Burung ini merupakan salah satu spesies burung kicau yang banyak diminati di Indonesia.
Karaketristik
Burung Pentet dewasa memiliki panjang tubuh sekitar 20 - 25 cm. Burung ini memiliki paruh yang melengkung di ujung menyerupai paruh burung elang. Mereka juga memiliki cakar yang kuat dan tajam. Burung ini juga memiliki bulu kaku di sekitar moncongnya.
Ciri khas burung pentet adalah memiliki ekor yang panjang yang meliuk-liuk ketika tengah berkicau. Pada dasarnya burung pentet adalah jenis burung yang galak, terlebih lagi jika sedang lapar, mereka tak segan untuk mematuk/menggigit. Namun, meski pekikannya terdengar ribut, tetapi saat bernyanyi suaranya terdengar harmonis.
Burung pentet sebenarnya juga memiliki sifat petarung yang cukup agresif. Jika mendengar suara burung lailn atau melihat burung pentet yang lain, maka semangat bertarungnya akan naik. Burung ini juga merupakan spesies burung yang teritorial. Meskipun demikian, ternyata burung pentet tergolong mudah untuk beradaptasi, sehingga mudah untuk dijinakkan. Dan jika dipelihara sejak kecil, maka sifat galak cendet akan sangat berkurang.
Burung cendet adalah jenis burung predator. Makanan burung cendet antara lain kadal, serangga besar, burung kecil, dan hewan pengerat. Biasanya mereka memiliki suatu wilayah perburuan yang hanya berisi satu ekor atau sepasang cendet saja. Bahkan beberapa spesies diketahui sering berkelahi berebut tempat bertengger.
Habitat dan Penyebaran
Habitat burung cendet adalah di daerah terbuka, padang rumput, perkebunan dan tersebar hingga ketinggian 1.600 mdpl.
Penyebaran burung cendet ini adalah di beberapa wilayah Indonesia yakni Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Sumatera, Kalimantan serta di beberapa negara lainnya yaitu Iran, China, Malaysia, Filipina, India dan Asia Tenggara.
Mereka ditemukan terutama di habitat semak belukar dan terbuka. Banyak populasi zona sedang bermigrasi, bergerak ke selatan di musim dingin, sementara mereka yang berada di daerah tropis cenderung menetap meskipun mereka dapat melakukan pergerakan jarak pendek. Subspesies canicep India selatan ditemukan di musim dingin di zona pantai kering India selatan. Subspesies tricolor bermigrasi ke selatan ke Bengal di India. Mereka ditemukan di semak belukar, padang rumput dan lahan terbuka di bawah budidaya. Sebuah survei di India selatan menemukan bahwa mereka termasuk di antara cendet musim dingin yang paling umum dan ditemukan pada kerapatan linier di sepanjang tepi jalan sekitar 0,58 per kilometer, sering memilih kabel untuk hinggap.
Makanan
Cendet ekor panjang mengambil berbagai macam mangsa binatang. Kadang-kadang, mereka tercatat menangkap ikan dari sungai. Mereka juga mengambil ular kecil. Kadang-kadang memanjakan diri dalam kleptoparasitisme dan mengambil mangsa dari burung lain. Mereka juga menangkap serangga terbang di udara. Mereka kadang-kadang menusuk mangsa di semak duri setelah makan hanya di kepala atau otak. Mereka dilaporkan memakan buah nimba di Kerala, bahkan mencoba menusuknya dengan ranting.
Pembiakkan
Musim kawin adalah di musim panas dalam kisaran sedang. Sarangnya adalah cangkir yang dalam dan longgar yang terbuat dari ranting, kain, dan rambut berduri. Ini ditempatkan di semak berduri, pohon-pohon seperti Flacourtia dan pohon kurma liar (Phoenix). Jumlah telur biasa adalah sekitar 3 hingga 6 telur yang diinkubasi oleh kedua jenis kelamin. Telur menetas setelah sekitar 13 hingga 16 hari. Burung muda sering diberi makan dengan potongan-potongan burung kecil yang ditangkap oleh orang tua. Kelompok anakan kedua dapat dibesarkan di sarang yang sama.
Untuk anak-anaknya, bentet kelabu biasanya membawakan serangga atau ulat. Namun, kadang-kadang burung ini juga menyuapi anaknya dengan potongan mangsa besar. Sekitar dua minggu setelah bulu-bulu sayapnya tumbuh, anakan bentet kelabu kemudian mulai belajar mencari mangsa sendiri.