Fakta Pemukaan Bulan
Bulan merupakan salah satu benda langit yang paling mudah diamati di sistem tata surya.
Bulan adalah satelit alami Bumi satu-satunya[d][7] dan merupakan satelit terbesar kelima dalam Tata Surya. Bulan juga merupakan satelit alami terbesar di Tata Surya menurut ukuran planet yang diorbitnya, dengan diameter 27%, kepadatan 60%, dan massa ​1/83 (1.23%) dari Bumi. Di antara satelit alami lainnya, Bulan adalah satelit terpadat kedua setelah Io, satelit Jupiter. Satu-satunya satelit alami yang dimiliki bumi ini tampak tersusun oleh bintik terang dan gelap di bagian permukaannya jika dilihat dengan mata telanjang. Pada kenyataannya, bagian tersebut tak sesederhana itu jika diamati menggunakan teleskop. Permukaan bulan yang dikira memiliki lautan ternyata dipenuhi oleh banyak kawah-kawah dengan diameter bermacam-macam. Telah terbentuk sejak miliar tahun yang lalu, berikut lima fakta menarik tentang permukaan bulan yang bisa kamu ketahui, dilansir Popular Science, Serious Science, dan Space Place NASA.
Berikut fakta mengenai permukaan bulan:
1. Gravitasi yang kecil
Keadaan permukaan bulan sangat berbeda dengan bumi disebabkan juga oleh gaya gravitasinya yang kecil. Bulan memiliki gaya gravitasi yang jauh lebih kecil dari bumi, yaitu sekitar 1,6 meter per sekon. Gaya gravitasi yang kecil membuat gaya tarikan ke inti bulan lemah. Hal tersebut membuat banyak benda dapat mengapung di bulan. Para astronaut yang datang ke bulan juga kesulitan untuk menjaga keseimbangannya karena gaya gravitasinya yang rendah.
2. Suhu permukaan bulan dapat berubah sangat cepat
Lapisan-lapisan atmosfer di bumi berfungsi menyaring dan mengatur sinar matahari yang mengenai dan yang dipantulkan oleh permukaan bumi, sehingga suhu di pemrukaan bumi tidak berubah dengan ekstrim. Karena di bulan tidak ada atmosfer maka suhu pada bagian yang terkena matahari bisa mencapai 100 derajat Celcius sementara suhu di bagian yang tidak kena matahari bisa mencapai -173 derajat Celcius.
3. Langit di bulan tampak hitam kelam
Langit di bumi tampak biru karena adanya debu-debu angkasa yang menghamburkan sinar matahari dan yang paling banyak dihamburkan adalah gelombang pendek warna biru. Bulan tidak punya atmosfer hingga mustahil terjadi penghamburan sinar. Ini menyebabkan tidak ada spektrum sinar matahari yang tercipta sehingga langit bulan selalu tampak gelap hitam kelam oleh pengamat di bumi.
4. Radiasi yang tinggi di bumi
Jika kamu berpikir, bahwa bulan memiliki kawasan yang aman seperti Bumi, maka jawabannya salah total. Sebab, ternyata bulan memiliki kadar radiasi yang sangat tinggi di dalamnya. Tingkat radiasi yang ada di bulan bahkan mencapai sekitar 1.369 microsieverts per harinya atau 2.6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan dosis harian dari para awak di stasiun internasional luar angkasa, seperti dikutip Science Alert. Tentunya dari hal ini, maka dapat menjadi jawaban mengapa kawah tersebut rasanya sulit hilang. Sebab radiasi yang tinggi pada akhirnya berdampak pada area lingkungan di bulan.
5. Umur kawah di permukaan bulan dapat ditentukan dengan pancaran garis-garis dari pusat kawah
Saat melakukan pengamatan bulan purnama menggunakan teleskop, beberapa kawah tampak memancarkan garis-garis yang berasal dari pusatnya. Garis-garis ini terbentuk dari hamburan partikel yang terlempar saat pembentukan kawah yang disebabkan oleh tumbukan meteorit ke permukaan bulan. Pancaran garis ini dapat digunakan sebagai ukuran umur suatu kawah. Sebuah kawah yang umurnya relatif masih muda akan memiliki pancaran yang terlihat dengan jelas dan berjumlah banyak.
6. Permukan bulan ditutupi oleh debu bulan
Seluruh permukaan bulan ditutupi oleh debu bulan yang disebut dengan regolit. Dilansir dari Natural History Museum, regolith adalah campuran debu, pecahan batu, dan material halus hasil tumbukan meteor saat permukaannya hancur berkeping-keping. Sehingga, akan banyak debu beterbangan ketika melangkah di bulan. Jejak kaki astronaut juga akan tertinggal di permukaan bulan yang berbedebu ini.
Nah itulah fakta menarik dari permukaan bulan. Semoga bermanfaat!