Profesi Ibu Rumah Tangga
Ibu rumah tangga adalah profesi yang mulia namun kerap dipandang sebelah mata. Padahal, menjadi ibu rumah tangga butuh kesabaran dan perjuangan yang luar biasa.
Menjadi ibu rumah tangga merupakan sebenar-benarnya profesi penuh waktu. Menurut riset, tugas ibu rumah tangga memerlukan waktu setidaknya 98 jam kerja seminggu. Ini 2,5 kali lipat lebih besar dari profesi lainnya. Temuan tersebut didapatkan dari hasil survei terhadap 2000 ibu rumah tangga di Amerika yang memiliki anak-anak berusia 5 sampai 12 tahun. Survei tersebut juga menunjukan bahwa biasanya para ibu rumah tangga bekerja mulai pukul 06.23 pagi hingga pukul 8.31 malam setiap harinya.
Banyak yang ‘underestimate’ terhadap pekerjaan ibu rumah tangga. Menganggap diri rendah, perempuan tak bekerja, dan sederet stigma yang kurang mendukung tentang peran seorang ibu. Hal ini sering terlihat ketika seseorang mengisi formulir dan pada kolom pekerjaan, ia akan melewatinya begitu saja, tanpa mengisinya sama sekali. Padahal seorang ibu rumah tangga adalah pekerjaan (profesi) seumur hidup dan tanpa gaji sama sekali.
“Untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau ujungnya juga hanya jadi ibu rumah tangga?”
Pasti kalian sering mendengar istilah ini ke mana pun kalian pergi. Hal ini terkadang membuat para puan berpikir untuk tidak melanjutkan pendidikan mereka ke tingkat yang lebih tinggi, karena pada akhirnya, hanya kodrat mereka sebagai perempuan lah yang dinilai. Padahal, perempuan yang berpendidikan tinggi itu justru dapat memberikan lebih banyak ilmu yang diajarkan, lebih memotivasi, dan lebih sensitif terhadap minat dan bakat anak-anaknya.
Menjadi ibu rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Sekiranya, ini adalah hal-hal yang diharapkan pada mereka dari semua orang:
1. Memasak
2. Membersihkan rumah
3. Mencuci baju
4. Mengandung selama 9 bulan dan melahirkan
5. Mengasuh anak, pasangan, mertua dan anggota keluarga lainnya
6. Mengurus keuangan
7. Bisa membantu keuangan keluarga
Meski sekarang jaman sudah jauh berubah dan ehidupan ibu rumah tangga mungkin juga sudah lebih baik daripada sebelumnya, tapi masih banyak ibu rumah tangga yang tidak luput dari segala penghakiman ini. Jika anaknya bertindak nakal, merekalah yang disalahkan. Baju anak terlihat kotor, semua tangan tertuju padanya. Tidak sempat memasak, dibilang tidak bisa mengurus dan tidak peduli pada suami. Mempekerjaan asisten rumah tangga, dibilang tidak mau mengurus anak. Sedikit saja kesalahan yang mereka lakukan dengan sengaja atau tidak sengaja, semuanya tetap ditujukan pada mereka. Bahkan kebenaran pun, bisa diputarbalikan.
Padahal, di balik semua itu, ada banyak hal lain yang belum tentu kita ketahui secara baik dan benar. Semua tanggung jawab ini selalu mereka lakukan dan penuhi setiap hari tanpa rasa pamrih, tanpa meminta bayaran sedikitpun. Bahkan, waktu untuk mengurus diri mereka sendiri saja tidak ada. Tidak ada kata “kerja paruh waktu” bagi mereka, yang ada hanyalah bekerja tanpa kenal waktu. Hal inilah yang tidak jarang membuat para ibu rumah tangga merasa stress, depresi, kesepian dan sangat tertekan.
Di suatu perbincangan bersama dengan Najwa Shihab, beliau pernah berkata, “Tugas dan kodrat seorang perempuan cuma ada 3. Pertama menstruasi, kedua mengandung dan melahirkan, lalu yang ketiga adalah menyusui.” Dengan kata lain, selain ketiga hal ini, semua pekerjaan yang biasanya diharuskan untuk mereka lakukan, juga bisa dilakukan oleh siapa pun.
Menjadi ibu rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Jangan kecilkan peran ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga seharusnya menjadi profesi yang layak dihargai dan dianggap sebagai sebuah profesi yang sangat amat mulia. Mereka yang memilih menjadi IRT bukan karena mereka tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan penghasilan di luar. Akan tetapi, mereka lebih memilih untuk mendedikasikan hidupnya bagi keluarga. Maka, jangan sekali-kali menganggap remeh pekerjaan ini.