Alat Keselamatan di Laut
Mungkin kecelakaan kapal titanic adalah salah satu kecelakaan yang cukup viral sepanjang kecelakaan kapal lainnya sehingga dibuatkan sampai dibuatkan filmnya.
Berdasarkan beberapa kecelakaan kapal yang terjadi, maka badan organisasi PPB melalui IMO mengeluarkan SOLAS (Safety Of Life At Sea) yang menjadi pedoman dan memberikan syarat-syarat agar dipenuhi oleh setiap kapal penumpang serta semua kapal dengan ukuran GT > 250 ton. Namun untuk kapal-kapal dengan ukuran GT < 250 ton dapat mengikuti persyaratan-persyaratan keselamatan dari otoritas negara bendera. Namun pada umumnya, peraturan keselamatan yang dikeluarkan oleh otoritas negara bendera juga tetap mengambil refrensi dari peraturan SOLAS itu sendiri.
Daftar Alat Keselamatan di Kapal
Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, alat keselamatan yang berada dikapal dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu alat penolong perorangan, survival craft dan alat perbantuan pertolongan. Berikut adalah alat-alat keselamatan yang berada di dalam kapal:
1. Lifebuoys
Lifebuoy itu sendiri merupakan ban pelampung yang digunakan untuk menolong orang yang tercebur ke laut. Lifebuoy ini dilengkapi dengan tali sepanjang 27,5 meter dan ada yang dilengkapi dengan smoke signal dan lampu yang dapat menyala. Penempatan pelampung ini ditempatkan pada tempat yang paling tinggi di kapal, untuk pelampung dengan tali penyelamat ditempatkan pada lokasi yang sering banyak orang dan mudah dilihat disetiap sisi kapal, dan setidaknya harus ada 1 yang ditempatkan pada sisi buritan kapal.
Tidak kurang dari setengah jumlah pelampung ini harus dilengkapi dengan lampu yang dapat menyala sendiri. Catatan penting yang harus dilakukan adalah bahwa penyimpanan Lifebuoy/Pelampung ini tidak disimpan secara permanen dalam arti bahwa Lifebuoy harus bisa digunakan dalam keadaan apapun.
2. Life Jacket
Life Jacket atau baju pelampung adalah alat keselamatan yang sangat dibutuhkan di atas kapal khususnya saat situasi bahaya. Adapun setiap awak kapal dan penumpang harus dilengkapi dengan life jacket masing-masing agar saat terjadi bahaya bisa dengan cepat mengevakuasi diri sendiri untuk meninggalkan kapal.
Fungsi dari baju pelampung ini yaitu untuk membantu korban atau pemakai (sadar atau tidak sadar) bisa tetap mengapung di atas air dengan posisi hidung dan mulut berada di permukaan. Alat ini memang sudah dirancang khusus sebagai alat keselamatan di kapal.
3. Sekoci penyelamat atau lifeboat
Alat keselamatan diatas kapal yang ketiga adalah lifeboat atau sekoci penyelamat. Sekoci ini berguna dalam keadaan bahaya yaitu untuk menyelamatkan sekian banyak orang. Sekoci ini juga berupa perahu kecil yang tepatnya berada di deck sekoci atau berada di kiri dan kanan kapal.
Pada kapal pesiar atau penumpang umumnya terdapat sekoci berjumlah 12 buah atau sesuai dengan kecil besarnya kapal tersebut. Sedangkan pada kapal barang biasanya terdapat 2 buah sekoci. Perahu sekoci tersebut juga umumnya terbuat dari serat fiber, kayu atau logam.
Selain itu di dalam perahu sekoci juga biasanya telah tersedia perlengkapan keselamatan jiwa seperti sarana bantu untuk mencari bantuan ke kapal lain, minuman, makanan, dan obat – obatan.
4. Radar transponder
Sekilas alat ini nampak seperti EPIRB namun sebenarnya alat ini jauh berbeda meskipun kegunaannya hampir mirip. Dari segi teknologi alat ini di bawah dari EPIRB.
Alat ini akan di pasang di liferaft yang nantinya juga akan memancarkan sinyal. Di sinilah perbedaan antara radar transponder dengan EPIRB. Sinyal yang di pancarkan hanya mampu di tangkap oleh radar kapal-kapal yang berada di sekitar alat ini. Dan nantinya, kapal yang menerima sinyal ini bisa langsung memberikan pertolongan.
5. Immersion suit
Immersion suit adalah jas kering tahan air yang bisa digunakan untuk melindungi pemakainya dari penyakit hipotermia akibat dinginnya air laut saat kapal yang ditumpanginya tengelam atau terbalik.
Selain itu immersion suits juga bisa digunakan saat terjadi kebakaran besar di kapal yang bisa membahayakan awak kapal dan penumpang karena baju ini tidak mudah rusak, terbakar atau meleleh karena api.
6. Liferaft
Liferaft merupakan alat yang digunakan sebagai survival craft selain sekoci berupa rakit penolong yang terbuka setelah dilemparkan ke laut. Liferaft ditempatkan di sisi-sisi kapal sesuai dengan kapasitas penumpang. Penurunan liferaft ini harus bisa dilakukan dengan cepat dan mudah. Liferaft ini sebaiknya ditempatkan dengan ruang akomodasi dan ruang pelayanan sehingga dapat menjamin keamanan dalam peluncurannya dan mudah diakses oleh orang. Sama halnya dengan sekoci, di dalam liferaft ini juga terdapat alat perlengkapan survival untuk orang sehingga dapat bertahan hidup, menunggu adanya perbantuan dari pihak luar.