Fakta Tentang Rubah
Pernahkah kamu mendengar bahwa rubah dikenal sebagai hewan yang licik?
Salah satu spesies rubah yang terkenal adalah rubah merah atau red fox dikenal sebagai mamalia karnivora yang berhabitat di Kanada, Alaska, Amerika Serikat, Eropa, Afrika Utara, dan Asia.
Hewan yang punya nama ilmiah Vulpes vulpes ini mudah dikenali karena bulunya yang dominan berwarna merah. Tubuh bagian bawahnya berwarna putih dengan kaki bagian bawahnya berwarna hitam. Penampilan rubah merah tampak seperti perpaduan antara anjing dan serigala, hal ini wajar karena ketiganya masih satu famili yaitu Canidae.
Tapi, rubah merah punya ciri-ciri yang membedakan dengan kerabat-kerabatnya itu, moncong rubah merah lebih panjang, dengan ekor dan bulunya yang tebal. Selain itu, rubah merah juga termasuk hewan soliter dan hidup di kelompok kecil, memiliki tubuh yang lebih kecil dari serigala dan enggak seagresif serigala. Berbeda dengan anjing dan serigala yang bisa melolong pada waktu-waktu tertentu, rubah merah enggak bisa melakukannya.
Lalu, apa fakta menarik dari rubah merah yang dikenal sebagai simbol hewan yang licik?
1. Hewan Introvert
Jika pada umumnya hewan memiliki kebiasaan untuk tinggal berkelompok, lain halnya dengan rubah. Rubah lebih nyaman jika hidup secara mandiri.
Ketika rubah sudah memiliki anak, mereka akan memilih kumpul dengan keluarga mereka. Rubah akan membangun sarang di liang bawah tanah. Namun, jika rubah masih hidup sendiri mereka akan tinggal di tempat yang berpindah-pindah.
2. Rubah Bisa Mengeluarkan Banyak Suara
Fakta lain dari rubah adalah mereka bisa mengeluarkan berbagai macam suara yang berbeda, lo.
Saat ini, diketahui kalau rubah bisa membuat 40 jenis suara! Tentu yang paling mencolok dari suara rubah yang biasa kita dengar adalah suara jeritan mereka.
Ketika sedang menghadapi musuh, rubah akan bersuara seperti ocehan yang parau. Apalagi, jika ada hewan lain yang masuk ke dalam wilayahnya, mereka akan terus mengoceh dan terlihat gelisah.
3. Pembasmi Hama
Rubah sering kali disebut dengan pembasmi hama alamiah terbaik untuk para petani. Hal ini karena makanan utama rubah sendiri adalah hama yang paling diantisipasi para petani, yakni tikus. Tak heran jika pada tahun 2004, pemerintah Xinjiang, Cina melatih puluhan rubah untuk mengusir wabah tikus di daerah tersebut.
4. Berumur Pendek
Menurut laman American Expedition, rubah merah hanya bisa bertahan hidup antara 2-4 tahun di alam liar. Angka ini bisa bertambah kalau mereka tinggal di penangkaran, yaitu 10-12 tahun. Predator yang memburu mereka terbilang cukup banyak, meliputi koyote, elang botak, serigala, beruang, singa gunung, hingga manusia.
5. Ahli Beradaptasi
Karena ahli beradaptasi, angka populasi mereka tidak terancam. Biarpun berumur pendek, spesies rubah merah tidak terancam kepunahan menurut IUCN. Menurut National Geographic, rubah merah bisa melahirkan antara 2-12 ekor anak dalam sekali waktu.
Biarpun kerap diburu manusia untuk olahraga, diambil bulunya, karena mengancam hewan ternak, dan karena merupakan pembawa penyakit seperti rabies, rubah merah memiliki kemampuan adaptasi yang baik, entah itu di habitatnya atau di lingkungan manusia.
6. Berburu Pada Saat Musim Dingin
Definisi licik yang disematkan pada rubah, mungkin lebih bisa dipahami sebagai upaya cerdik untuk mempertahankan hidupnya.
Ketika beberapa hewan akan melalui musim dinginnya dengan berhibernasi, rubah merah malah aktif untuk mencari makanan.
Hal ini merupakan salah satu trik yang dilakukan rubah merah untuk memungkinkan persediaan makanan dan buruannya terjamin selama musim dingin yang panjang. Rubah merah mungkin akan mendapat keuntungan selama musim dingin karena saingannya sesama predator akan lebih banyak yang memilih berhibernasi.